REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR
Habitat Rangkong Indonesia terancam hilang akibat eksploitasi hutan yang membuat sumber pakannya menjadi berkurang.
"Kegiatan
penggundulan hutan tanpa tebang pilih membuat sumber pakan Rangkong
banyak yang rusak. Kondisi ini membuat rangkong semakin terjepit dan
mulai kehilangan habitatnya," kata Dwi Mulyawati Bird Conservation
Officer Burung Indonesia dalam siaran pers yang dikirim melalui pesan
elektroniknya, Sabtu.
Dwi
mengatakan, Rangkong merupakan hidupan liar yang sangat berjasa pada
regenerasi hutan. Tanpa Rangkong, diperkirakan hutan akan segera hancur
dan potensi yang terkandung didalamnya ikut tergusur.
Banyak
jenis pohon yang kelanjutan hidupnya bergantung pada hewan pemakan buah
dalam penyebaran bijinya. "Menurut para peneliti Rangkong dijuluki
sebagai petani hutan karena kehebatannya menebar biji," kata Dwi.
Lebih
lanjut, Dwi menjelaskan seekor Rangkong dapat terbang dalam radius 100
km persegi. Artinya, burung yang termasuk dalam keluarga Bucerotidae ini
dapat menebar biji hingga 100 km jauhnya.
Penelitian
yang dilakukan di kawasan hutan produksi menunjukkan, sumber pakan
Rangkong menyusut hingga 56 persen karena berkuranganya pohon pakan
sebanyak 76 persen.
Berdasarkan
data International Union for Conservation of Nature (IUCN), dari 13
jenis Rangkong yang ada di Indonesia, Julang Sumba (Aceros everetti)
merupakan jenis terancam punah yang masuk pada kategori rentan
(Vulnerable/VU).
Di
Indonesia, Rangkong disebut juga dengan Julang, Enggang, atau
Kangkareng "Jenis yang hanya dijumpa di Pulau Sumba ini diperkirakan
hanya tersisa kurang dari 4.000 ekor dengan kepadatan rata-rata enam
ekor per km persegi," ujar Dwi.
Dwi
menambahkan, Rangkong merupakan jenis burung yang melakukan kegiatan
tersebutt. Tanpa peran Rangkong, bisa dipastikan jenis pohon tertentu
akan lenyap karena induk pohon yang menua akan mati tanpa pengganti.
Buah Ara merupakan salah satu pakan favorit Rangkong yang tersedia hampir sepanjang tahun.
Diperkirakan,
ada 200 jenis pohon Ara yang menjadi pakan utama Rangkong. Dan bila
dibanding burung lainnya, Rangkong dianggap paling mampu dalam
menebarkan biji ara, karena daya jelajahnya yang tinggi.
"Menurut
Margaret F. Kinnaird dan Timothy G. O`Brien, peneliti Rangkong dan
hutan tropis, terdapat korelasi erat antara Rangkong dengan hutan yang
sehat," kata Dwi.
Burung
Rangkong termasuk dalam Famili Bucerotidae, kelompok burung berukuran
besar yang mudah dikenali, terutama dari cula (casque) pada pangkal
paruhnya. Di seluruh dunia terdapat 55 jenis yang tersebar di kawasan
tropis Asia dan Afrika.
Tercatat
ada 13 jenis Rangkong yang ada di Indonesia. Sembilan jenis di
Sumatera: Enggang Llihingan, Enggang Jambul, Julang Jambul-Hitam, Julang
Emas, Kangkareng hitam, Kangkareng Perut-Putih, Rangkong Badak,
Rangkong Gading, dan Rangkong Papan. Empat jenis lagi berada di Sumba
(Julang Sumba), Sulawesi (Julang dan Kangkareng Sulawesi), serta Papua
(Julang Papua). Kalimantan memiliki jenis Rangkong yang sama seperti
Sumatera, kecuali Rangkong Papan.
Burung
Indonesia adalah organisasi nirlaba dengan nama lengkap Perhimpunan
Pelestarian Burung Liar Indonesia (Birdlife Indonesia Association) yang
menjalin kemitraan dengan BirdLife International, yang berkedudukan di
Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar