Sabtu, Desember 24, 2011

Fakta Air di Indonesia

  • Pencemaran air di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya akibat pencemaran air ini mencakup biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk pariwisata, dan tingginya anagka kematian bayi. (Asian Development Bank (2008))
  • Indonesia memiliki 6% persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik. Sayangnya, dari tahun ke tahun Indonesia mengalami krisis air bersih.
  • Air tawar sebagai air bersih bersumber dari curah hujan yang tertampung pada danau, situ, sungai, dan cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari 500 danau dan diperkirakan memiliki volume sebesar 308 juta meter kubik. Potensi air tawar tersebut tidak maksimal karena rusaknya daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan 15-35% per kapita per tahun.
  • Dalam laporannya tahun 2007 United States Agency for International Development (USAID) menyebutkan penelitian di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan hampir 100 % sumber air minum Indonesia tercemar bakteri E. Coli dan Coliform.
  • 60 juta penduduk Indonesia saat ini tidak memiliki akses terhadap air besih.
  • Enam puluh persen sungai di Indonesia tercemar dengan bahan organik, bahan kimia, hingga bakteri coliform dan Fecal coli penyebab diare. Jakarta dialiri 13 sungai, namun menurut Badan Pengendalian Lingkungan Hidup DKI Jakarta 13 sungai di Jakarta itu sudah tercemar bakteri Escherichia coli (bakteri dari sampah organik dan tinja manusia)
  • Sungai Ciliwung terbesar tercemar bakteri E. coli, kadar pencemaran mencapai 1,6 – 3 juta individu per 100 cc, padahal standar baku mutunya 2.000 individu per 100 cc. Karena banyaknya bakteri  ada 20-30 jenis penyakit yang bisa timbul akibat mikroorganisme di dalam air yang tidak bersih. Bakteri yang sama juga mencemari 70 persen tanah di Jakarta yang juga berpotensi mencemari sumber air tanah.
  • Daerah rawan krisis air bersih di Pulau Jawa adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
  • Untuk memenuhi kebutuhan air yang mendesak, warga yang mengalami kesulitan air rela mengkonsumsi sisa-sisa air irigasi persawahan. Air berwarna coklat tersebut dipakai untuk minum.


Sumber: soil.faperta.ugm.ac.id tahun 2006, Majalah “BERANI” Edisi Th.5 No.19 Mei 2010, Replubika.co.id, analisadaily.com, slideshare.net, dan alamendah.wordpress.com
Sumber: swim.wellsreserve.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar